Profile

Primitive Monkey Noose Rilis Single Baru "Biarlah Terjadi" dengan Nuansa Punk Rock Banjar yang Kental

  • Administrator
  • Sabtu, 04 Januari 2025
Primitive Monkey Noose Rilis Single Baru

Band asal Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose (PMN), kembali menunjukkan eksistensinya di dunia musik dengan merilis single terbaru bertajuk "Biarlah Terjadi". Lagu ini hadir melalui kerja sama dengan label rekaman Demajors dan membawa nuansa punk rock Banjar yang kental, serta menggabungkan kekhasan musik daerah Kalimantan Selatan.

Lagu "Biarlah Terjadi" diciptakan oleh Gede Robi, vokalis dari grup musik rock asal Bali, Navicula. PMN memilih lagu ini karena pesan yang terkandung dalam liriknya. Menurut mereka, lagu ini menyampaikan dengan lugas sekaligus sarkas bagaimana seharusnya menyikapi kondisi yang ada dan bagaimana kebijakan hati harus dimiliki oleh setiap individu dalam menghadapi permasalahan di sekitar mereka.

Vokalis PMN, Richie Petroza, mengungkapkan, “Bagi si pencipta, mungkin dia ingin menyampaikan beberapa hal lewat liriknya. Bagi kami pesan itu sangat merasuk ke dalam diri, liriknya kuat, pesannya dapat, setidaknya bagi kami.” Ia juga menambahkan, “Lagu ini kami gubah ulang sesuai dengan musik khas PMN, lebih bertenaga dari aslinya. Direpresentasikan ke gaya bermusik PMN.”

Gede Robi, sang pencipta lagu, turut memberikan apresiasi atas versi baru yang dibawakan oleh PMN. "Saya merasa bangga dan tersanjung lagu ciptaan saya dibawakan oleh PMN dengan keren banget!" ujar Robi.

Selain membawa pesan yang kuat, PMN juga tetap mempertahankan ciri khas mereka dalam musik. Sebagai satu-satunya musisi punk rock yang memasukkan alat petik tradisional Kalimantan Selatan, yaitu panting, ke dalam aransemen musik mereka, PMN menghasilkan suara yang unik dan tidak dimiliki oleh grup musik lainnya. Alat musik panting menjadi simbol dari kekayaan budaya daerah yang dijaga dengan bangga oleh PMN.

Sejak berdiri, PMN telah merilis dua album mini dan sebuah single, serta sering tampil di berbagai panggung musik, baik di Kalimantan Selatan maupun luar daerah. Meski berasal dari kota Batulicin, Tanah Bumbu, mereka berhasil menjaga eksistensinya dan menjadi band kabupaten dengan entitas kuat yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.

Puja Mandela, seorang jurnalis musik di Kalimantan Selatan, menyebut PMN sebagai "aset" daerah. "PMN itu seperti ‘aset’ daerah, mereka mewakili segala kegelisahan dan keriangan daerah yang mereka diami. Berbicara tentang PMN, tidak bisa lepas dari kota Batulicin, seperti halnya Amplang Pagatan, Sawit, dan Batubara. PMN adalah aset kota Batulicin," ungkap Puja.

Dengan rilisnya lagu "Biarlah Terjadi", PMN kembali memperkuat posisi mereka sebagai band yang tidak hanya berakar pada musik punk rock, tetapi juga menghargai dan mempertahankan kekayaan budaya daerah mereka.

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar