Foto: Instagram @sebastianbach
Dalam wawancara terbaru dengan Adam Richmond dari podcast "Surviving Rocklahoma", mantan vokalis Skid Row, Sebastian Bach, menanggapi perdebatan tentang penggunaan generator musik AI (kecerdasan buatan) sebagai alat untuk menciptakan melodi, harmoni, dan rima berdasarkan algoritma kecerdasan buatan dan model pembelajaran mesin (machine learning).
"Saya harus mengatasi ini, terutama dalam tiga bulan terakhir. Kita memasuki dunia AI, di mana para musisi jadi sangat takut karena sekarang siapa pun bisa begitu saja bilang ke dalam perintah AI, 'Beri saya lagu rock tahun 70-an tentang pesta dan cewek', dan begitulah; kamu mendapatkannya," kata Bach.
"Tapi yang bisa saya katakan adalah, kamu sudah mengenal saya selama hampir 40 tahun, dan saya memberi jaminan dan janji saya tidak akan pernah melakukan itu. Saya tidak akan pernah memberimu musik AI. Saya bahkan tidak akan memberimu 'I', dan saya pasti tak akan memberimu 'A'."
Apa yang dikatakan Bach bukan tanpa alasan. Pasalnya, ia lebih suka kesalahan manusia sungguhan daripada kecerdasan buatan yang sempurna.
"Persetan dengan (musik) buatan (mesin). Bagaimana kalau yang asli? Itulah yang akan kamu dapatkan dari saya sampai saya berhenti membuatnya. Dan saya tidak tahu cara menggunakan benda itu, dan saya tidak akan bekerja dengan produser mana pun yang menggunakannya," ia melanjutkan.
"Kamu akan mendapatkan sedikit musisi konyol di studio yang membuat musik, dan salah satunya adalah saya. Seperti Neil Young atau Willie Nelson atau Gregg Allman, itulah yang akan kamu dapatkan dari saya sampai saya berhenti melakukannya. Jadi, saya tak perlu khawatir tentang AI, karena jika kamu percaya apa yang saya katakan, maka yang akan kamu dapatkan dari saya hanyalah dirisaya. Suka atau tinggalkan."
Ketika ditanya apakah menurutnya musisi sekarang lebih mudah untuk membuat musik dibandingkan saat ia pertama kali memulai kariernya hampir empat dekade lalu, ini kata Bach.
"Ya, tentu saja. Salah satu alasannya—saya ingat ketika Neil Peart dari Rush meninggal dunia. Itu benar-benar membuat saya sedih, dan saya berpikir, 'Mengapa?'" Ya, saya tahu, karena saya penggemar fanatik Rush dan saya orang Kanada, jadi itu bagian dari DNA saya,"
"Tapi intinya, saya rasa saya sedih sekali karena kita tidak akan pernah melihat drumer sehebat dia lagi karena tidak ada satu pun dari mereka yang mau meluangkan waktu untuk berlatih sebanyak Neil Peart, karena dia tidak punya keuntungan atau dukungan teknologi untuk diandalkan, yang mana semua anak muda sekarang punya track click dan semua hal itu di kepala mereka."
"Dan saya rasa, kita tidak akan pernah melihat drumer sehebat Neil Peart lagi. Mungkin kita akan melihatnya, tapi Neil tidak punya pilihan lain di tahun 70-an selain mengunci diri di kamar dan memukul drum-drum sialan itu sekuat tenaga. Dan dia yang terbaik."
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar