Foto: Instagram @naderharam
Pasukan hardcore punk yang berbasis di Brooklyn, Haram, melepas album penuh terbaru mereka, Why Does Paradise Begin in Hell? via label independen Indonesia, Disaster Records dalam format kaset.
Album ini menyajikan 12 lagu dengan intensitas yang tak kenal kompromi. Di dalamnya, bersemayam sebuah dedikasi Haram kepada dua tokoh simbol perlawanan terhadap ketidakadilan di Indonesia, Affan Kurniawan dan Munir Said Thalib.
Affan adalah pengemudi ojek online (ojol) yang jadi korban akibat terlindas kendaraan taktis Brimob dalam aksi demonstrasi pada akhir Agustus kemarin. Sementara itu, Munir, adalah aktivis HAM yang meninggal akibat diracun dalam perjalanan udara menuju Amsterdam, Belanda.
“Indonesia punya energi unik dalam scene hardcore. Kami merasa pesan dalam album ini dapat beresonansi kuat di sana,” ungkap Nader dalam wawarancara yang dirilis bersamaan dengan hadirnya album ini.
Dilansir dari laman Instagram Disaster Records, Haram dikenal karena memadukan musik hardcore ala 80-an yang menggelegar dengan lirik berbahasa Arab dan tema-tema pengungsian, perlawanan, dan identitas.
Energi konfrontatif dan urgensi politik mereka telah menjadikan mereka suara vital dalam kancah musik DIY (Do It Yourself) di New York.
Haram dibentuk pada 2015 oleh Nader, seorang Muslim Lebanon-Amerika sebagai bentuk tantangan sekaligus perjuangan identitas yang dihadapinya sebagai seorang minoritas.
Dalam pesta perilisan album Why Does Paradise Begin in Hell? pada 11 September kemarin di Herbert Von King Park, New York, Haram memperlihatkan aksi pembakaran bendera Israel.
Tidak hanya hadir dalam format kaset, album Why Does Paradise Begin in Hell? juga tersedia di berbagai platform digital.
Teks: Riki Noviana
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar